Renungan
Masalah yang kita hadapi, tentu banyak. Misalnya beberapa masalah berikut ini.
• Masalah Pribadi
– Kekurangan uang
– Sulit belajar
– Orangtua sakit
– dll
• Masalah lembaga
– Biaya operasional
– Dll
1. Doa (Mat. 6:5-13)
Doa adalah peluang anugerah membangun komunikasi yang bersifat monolog dengan Tuhan atas berbagai hal yang hendak disampaikan kepada-Nya dan meyakini bahwa Tuhan menjawabnya berdasarkan kehendak-Nya.
Doa Pribadi
Doa Bersama
Doa Puasa (Mat. 6:16-18)
2. Mempunyai Visi dan Bekerja Berasarkan visi tersebut
Amsal, 29:18
Cita-cita ilahi yang hendak diwujudkan dalam dirinya atau dalam komunitas tertentu
Contoh visi:
a. Menjadi STT yang unggul dalam teologi dan penagajaran
b. Menjadi Guru SM Profesional
c. dll
• Kegunaan Visi
1) Visi dapat menantang manusia untuk bekerja dan melayani dengan dinamis
2) Visi dapat menyelesaikan banyak permasalahan
3) Visi memberikan arah dan tujuan yang lebih jelas
4) Visi memberikan daya tarik kepada mereka yang ingin maju dan berhasil
5) Visi dapat mempersatukan semua keberagaman untuk tujuan bersama
6) Visi memberikan energi dan semangat untuk mencapai
Dalam konteks individu, kita mesti memiliki visi. Visi itu akan menggerakkan kita dalam berkarya menuju pada pencapaian visi tersebut.
Jika demikian apa visi Anda? Apa Visi Sekolah? Apa visi Prodi Teologi?
• Apa visi Prodi Pendidikan Kristen? Apa visi Program Magister dan Doktor?
Mengetahui visi lembaga misalnya, akan membantu kita berkarya mencapai visi lembaga dan prodi. Oleh karena visi itu sedemikian penting, maka sejak ditunjuk menjadi ketua STT IKSM Santosa Asih Agustus 2016, saya kemudian merumuskan visi dan mensosialisasikan kepada staf dan mahasiswa. Visi yang saya rumuskan adalah visi pribadi sebagai ketua STT IKSM SA. Visi saya tentu mendukung visi Lembaga dan Program Studi yang ada di STT IKSM SA. Jadi, rumusan visi ketua adalah sbb:
“Menjadi ketua yang bekerja berdasarkan visi: Perubahan: dengan memberdayakan Kreativitas dan Inovasi dalam mendukung dan mewujudkan visi Lembaga dan Program studi Sekolah Tinggi Teologi IKSM Santosa Asih”
Visi di atas merupakan visi pribadi yang berkorelasi dengan visi lembaga dan prodi, yaitu STT IKSM Santosa Asih. Visi tersebut telah disosialisasikan kepada staf dan mahasiswa.
Intinya bekerja berdasarkan visi akan berbeda dengan bekerja tanpa visi. Bekerja tanpa visi adalah pekerja krumunan, bukan pekerja kesebelasan dengan pran yang berbeda tetapi menuju tujuan, yaitu kemenangan.
• Apa visi Puket I : Perubahan di bidang Akademik yang sesuai visi dan misi Lembaga serta Prodi
• Apa visi Puket II : Perubahan di bidang Administrasi yang sesuai visi dan misi Lembaga serta Prodi
• Apa visi Puket III: Perubahan di Bidang Kemahasiswaan yang sesuai visi dan misi Lembaga serta Prodi
• Apa visi Kaprodi – Perubahan di Bidang Kaprodi yang sesuai visi dan misi Lembaga serta Prodi
• Apa visi Perpustakaan – Perubahan di Bidang Perpustakaan yang sesuai visi dan misi Lembaga serta Prodi
• dst
Saya teringat dengan visi besar dari Marthin Luther King Jr. "I Have A Dream", mimpi itu tidak dinikmati atau dialami oleh Marthin Luther King secara penuh karena sebelum visi itu terwujud, ia ditembak. Namun sebuah visi yang agung pastilah tercapai. Kita tidak dapat pungkiri visi King atas Amerika, visi itu tercapai dan terus menerus menjadi hidup dalam kehidupan masyarakat Amerika.
Saya bukanlah pemimpin besar, saya hanyalah seorang Simon Kirene, yang diluar dugaan diminta memikul salib sang Kebenaran dalam iring-iringan menuju Golgota, tempat akhir derita dan perwujudan kemenangan.
Saya sadar, perubahan yang saya usung membutuhkan pengorbanan, karena tidak ada perubahan tanpa pengorbanan. Dalam konteks STT IKSM SA, saya ingin menyatakan: Tidak ada perubahan tanpa "KUKASIHI". Sebuah istilah teknis saya untuk meramu visi misi lembaga yang harus terus menerus digelorakan untuk secara bersama berjuang mencapainya dalam diri si "Simon" dan "Martha" yang akan, sedang dan mengakhiri pembentukan di STT IKSM SA. Dalam artikel yang akan datang, saya akan menjelaskan apa yang saya maksud dengan KUKASIHI.
3. Meminta Bantuan
• Banyak cara meminta bantuan:
• Menyampaikan secara langsung
• Membuat proposal
• dll
4. Memberdayakan kemampuan entrepreneur
Tuhan menciptakan manusia segambar dan serupa dengan TUHAN. Ada pada manusia kemampuan mandiri. Melalui kemampuan itu manusia berusaha untuk mandiri dalam mengatasi masalah menjadi peluang kesuksesan. Dalam usaha mewujudkan kemampuan entrepreneur dalam civitas akademika, mesti disadari bahwa kemandiri tidak berlangsung dalam kesendirian tetapi dalam kebersamaan. Dalam kebersamaan itulah, kita mewujudkan kemampuan entrepreneur. Ibaratnya sudah ada parang untuk menebang pohon tetapi jika parang tidak digunakan maka kerinduan menebang pohon tetap saja menjadi kerinduan. Oleh karena itu dibutuhkan aksi nyata dalam memanfaatkan kemampuan yang ada pada kita untuk mengatasi masalah yang kita hadapi.
TUHAN memberkati
Jakarta, 5 Juli 2017
Yonas Muanley, D.Th.
Ketua