Saya menghampiri sangkar beo dengan harapan memperhatikan keindahan bulu burung dan hendak mendengar suara merdu burung beo namun bu7rung beo tersebut tidak bernyani sebagaimana biasanya. Burung itu berdiam diri, tidak mendendangkan suara merdunya. Mungkin suatu saat barang kali burung beo itu bersuara dan saya merekamnya.
Burung beo yang secara alamiahnya ada dihabitat, namun kita ada dalam habitat buatan manuusia. Di kampung saya, burung beo biasanya ada di hutan dan senang berada pada pohon yang tinggi. Untuk memandang keindahan burung beo, kami biasanya datang ke hutan beo, tetatpi sekarang dia ada di sangkar. Burung beo yang di sangkar dan bukan di habitat aslinya.
Manusia diberi kuasa untuk menaklukkan alam semeseta dan memeliharanya. Burung beo yang disangkar pasti membutuhkan anggaran pemeliharaan. Namun berbeda dengan ketika ia berada di habitatnya. ia sendri harus mencari makan sesuai dengan potensi yang ada dalam dirinya. ia dilengkapi oleh sang pencipta dengan kemampuan untuk mencari makan, tidur dan berterbangan dari satu pohon ke pohon lainnya.
Beberapa orang berhasil melatih burung beo dapat berbicara. Walaupun beo tidak dapat berkomunikasi selayaknya manusia namun manusia dapat melatih burung beo sampai ia berbicara beberapa kata. Tidak semua burung dapat melakukan ini. Misalnya tidak ada yang melatih burung elang untuk berbicara seperti burung beo. Beo memiliki kelebihan tersendiri. Kelebihan ini dapat dipoles oleh manusia menjadi burung beo yang unik. Unik selain warnanya tetapi unik karena dapat dilatih bicara. Seperti ucapan selamat pagi, selamat siang, selamat malam. Walaupun demikian, burung beo tidak dapat diajari untuk telepon menggunakan hp Androit, bila itu terjadi dikuatirkan layar hp bisa rusak karena disenutuh paruh burung beo.
Belajar dari burung beo di sangkar
Ia tidak bebas sebebas-bebasnya ketika di habitat aslinya. Ada batas sebatas beo dapat terbang sesuai kemampuannya.
Beo disangkar kebebasannya di batasi, ia mendapat makan dan minum yang disediakan oleh sang pemelihara. Bila ketika beo tidak ditangkap/disangkar, ia bebas mencari makan dan minum sesuai saleranya. Kini ia diatur oleh manusia, yaitu sang pembeli burung beo dan pemelihara burung beo.